PEMBERDAYAAN MGMP BIOLOGI KOTA MAGELANG DALAM MERANCANG, MELAKSANAKAN, DAN MENGEVALUASI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI BERBASIS DEEP LEARNING

Pelatihan Penerapan Model Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis Deep Learning

Pembelajaran berdiferensiasi dinilai masih sangat urgen dilaksanakan dalam pembelajaran biologi di SMA, mengingat masih besarnya variasi kebutuhan belajar siswa. Pendekatan deep learning, yang sedang dirancang pemerintah pusat juga urgen disikapi oleh para guru SMA, mengingat potensi keefektifannya dalam membangun pengalaman belajar dan dimensi output lulusan SMA yang dipandang sesuai dengan perkembangan zaman terkini. Gagasan inovatif untuk pembelajaran ini dipandang sangat penting dilakukan, bahkan menurut para guru biologi, termasuk guru anggota MGMP Biologi Kota Magelang. Namun fakta belum sesuai dengan harapan, masih banyak guru Biologi SMA di Kota Magelang mengaku masih kesulitan untuk mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, apalagi pembelajaran dengan pendekatan deep learning tersebut. Hal ini tentu merupakan permasalahan, tidak saja di kalangan anggota MGMP Biologi Kota Magelang, namun para guru biologi SMA di tempat lain, para guru mapel lainnya, dan bahkan menjadi tantangan bagi LPTK yang memiliki tanggung jawab dan komitmen untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

Untuk menjawab tantangan tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat (PkM) Departemen Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta berinisiatif bekerja sama dengan MGMP Biologi Kota Magelang, untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan berlatih merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis deep learning. Program yang dijalankan diberi nama “Pelatihan Penerapan Model Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis Deep Learning bagi Guru Biologi Kota Magelang”. Kegiatan telah berlangsung dari Bulan Juli sampai dengan September 2025 dengan melibatkan 25 guru Biologi dari SMA negeri dan swasta se wilayah Kota Magelang. Kegiatan disusun bertahap dengan pertemuan secara luring maupun daring.

Tujuan dari rangkaian kegiatan tersebut adalah peningkatan pemahaman para guru mengenai pembelajaran berdiferensiasi dan deep learning, peningkatan kemampuan untuk merancang pembelajaran berdiferensiasi berbasis deep learning, melaksanakan, dan mengevaluasinya. Guna juga membangun kemampuan berpikir adaptif, selama proses perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, para guru anggota MGMP Biologi Kota Magelang diajak lebih aktif dan lebih kritis melalui groupwork terbimbing. Masing-masing guru didorong untuk betul-betul paham dan sadar dalam mampu memilih dan menetapkan setiap aspek dalam rancangan pembelajaran yang relevan dengan prinsip pembelajaran berdiferensian dan deep learning. Pelibatan mahasiswa S2 Pendidikan Biologi dalam kegiatan ini diharapkan mampu membangun suasana santai, para guru tidak canggung untuk bertanya ataupun berpendapat terkait dengan perancangan pembelajaran ini.

Tim PkM terdiri dari 3 dosen yakni Prof. Dr. Paidi, M.Si., Atik Kurniawati, M.Pd., dan Dr. Mualimin, M.Pd.. Mahasiswa S2 Pendidikan Biologi FMIPA UNY yang dilibatkan adalah Shynthya Ratu Shyma, Kurnia Padmawati, dan Nurul Faizah. Para guru Biologi SMA anggota MGMP Kota Magelang yang aktif mengikuti kegiatan PkM 2025 ini ada 20 guru yang berasal dari SMA negeri dan swasta se Kota Magelang. Program ini dirancang untuk memperkuat pemahaman sekaligus keterampilan mereka dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi berbasis proyek, sesuai semangat Kurikulum Merdeka yang kini mulai diterapkan di sekolah-sekolah.

Rangkaian kegiatan disusun dalam beberapa tahap agar para guru bisa belajar secara runtut, mulai dari pengenalan konsep pembelajaran berdiferensiasi dan deep learning pada mata pelajaran biologi hingga pendampingan praktik implementasi di kelas. Antusiasme peserta terlihat sejak awal, karena kegiatan ini dianggap sangat relevan dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah.

Workshop Tahap Pertama

Tahap pertama kegiatan ini, berlangsung pada Rabu, 16 Juli 2025 di SMA Negeri 5 Magelang. Pada sesi ini, para guru mengikuti workshop yang mengupas tuntas tentang penguatan materi Kurikulum Merdeka sekaligus bagaimana strategi pembelajaran berdiferensiasi berbasis deep learning bisa dijalankan di kelas. Diskusi berlangsung hangat. Beberapa guru mengaku baru benar-benar memahami makna “berdiferensiasi berbasis deep learning” setelah mengikuti sesi ini, karena sebelumnya istilah tersebut sering terdengar tetapi belum terbayang penerapannya.

Tahap Kedua

Sepekan kemudian, Rabu, 23 Juli 2025, kegiatan berlanjut pada tahap kedua. Masih bertempat di SMA Negeri 5 Magelang, kali ini peserta dibekali contoh rancangan pembelajaran berdiferensiasi berbasis deep learning sesuai dengan format Kurikulum Merdeka. Tidak berhenti di teori, mereka langsung diminta mencoba membuat rancangan sendiri dengan topik dan materi yang berbeda. Suasana kelas berubah menjadi bengkel ide. Guru saling menunjukkan rancangan mereka, ada yang membuat proyek berbasis ekosistem lokal, fermentasi, ada pula yang menekankan pada keterampilan praktikum.

 

Tahap Ketiga

Tahap ketiga dilaksanakan pada Rabu, 30 Juli 2025 dan 6 Agustus. Bedanya, sesi ini berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting. Fokus kegiatan adalah pendampingan dalam menyusun rancangan pembelajaran yang sudah mulai dirancang pada tahap sebelumnya. Walau dilakukan online, interaksi tetap terasa hidup. Guru-guru saling bertanya, berbagi pengalaman, ide, bahkan memberi masukan pada rancangan rekan mereka. Pendamping juga ikut memberikan catatan agar rancangan lebih tajam dan sesuai dengan prinsip diferensiasi berbasis deep learning.

 

Tahap Keempat

Rabu, 13 Agustus 2025 menjadi momen penting karena kegiatan masuk pada tahap keempat. Kali ini, para guru mendapat kesempatan untuk mencoba langsung menerapkan pembelajaran berdiferensiasi berbasis proyek di sekolah. Bertempat di SMA Negeri 4 Magelang, guru didampingi oleh tim ketika mengimplementasikan rancangan yang sudah dibuat. Beberapa guru mengaku awalnya gugup, namun setelah melihat respon positif dari siswa, rasa percaya diri mereka mulai tumbuh. Ada siswa yang tampak antusias mengerjakan proyek kelompok, ada pula yang lebih berani mengajukan pertanyaan.

 

Meski sudah sampai tahap implementasi, perjalanan program ini belum berakhir. Masih ada tahap evaluasi dan refleksi yang dijadwalkan berlangsung pada akhir September 2025 mendatang. Tahap ini dianggap penting karena menjadi ruang bagi guru untuk menilai kembali pengalaman mereka, mengevaluasi hambatan yang ditemui, sekaligus merumuskan strategi perbaikan agar pembelajaran berdiferensiasi berbasis deep learning ini benar-benar bisa menjadi bagian dari kegiatan mengajar sehari-hari.

Dari seluruh rangkaian ini terlihat jelas bahwa para guru Biologi di Kota Magelang tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengalami proses nyata bagaimana sebuah pembelajaran berbasis proyek dijalankan. Harapannya, pengalaman ini bisa membawa dampak positif di kelas, membuat siswa lebih aktif, kreatif, dan terlibat langsung dalam proses belajar. Program ini juga menjadi bukti bahwa guru terus beradaptasi mengikuti perubahan zaman, tidak berhenti belajar, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk siswanya.