Kuliah Umum Bersama Mark Woodward, Ph.D

Program studi Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan kuliah umum dengan tema Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK): Pendidikan berbasis Kearifan Lokal di Kota dan Desa, yang dilalaksanakan pada Jumat, 12 Oktober 2018, di Guest Lecture Building A UNY. Kuliah umum ini merupakan salah satu rangkaian 4th International Seminar of Science Education (ISSE) 2018. Kegiatan ini dibuka langsung oleh ketua prodi Pascasarjana Pendidikan Biologi Dr. Paidi, M.Si dan dihadiri oleh Prof. Dr. I Gusti Putu Suryadarma, MS. Kegiatan ini menghadirkan pemateri utama seorang ahli pendidikan dan Antropologi dari Arizona State University America, Mark Woodward, Ph.D.

Sejumlah 40 orang Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Biologi angkatan 2017 dan 2018 yang menghadiri perkuliahan umum ini menyambut dengan antusias pemberian materi dan diskusi yang berlangsung. Kuliah umum dimulai dengan pengantar dan perkenalan yang dimoderatori oleh Agung Wijaya Subianto, M.Pd, yang kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh  Mark Woodward. Di awal pemaparan materi, Beliau membuka dengan memaparkan bahwa ada sekiatr 75% perempuan Indonesia bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (service worker). Menurutnya, pendidikan merupakan akar masalah yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Gambaran bahwa akses untuk penerimaan pendidikan yang belum merata, peraturan pendidikan yang dirancang oleh pemerintah belum sustainable, hingga ke lapangan pekerjaan yang belum mencukupi adalah salah satu wajah bahwa pelaksanaan pendidikan kita belum menjawab masalah-masalah seperti kemiskinan, ketidakadilan, kebodohan, kriminalitas dan masalah lain yang menjadikan macetnya regulasi bangsa. Dibutuhkan langkah stategis dari pemerintah, seperti: peningkatan kesempatan kerja sampai ke pedesaan, pembangunan pabrik di daerah/provinsi sebagai lahan mata pencaharian yang membantu membangun ekonomi rakyat, serta pemberian layanan kesehatan sampai ke daerah-daerah terpencil. Sebagian besar masalahnya adalah tidak sampainya akses ke desa/daerah untuk mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan, memperoleh pekerjaan, memperoleh kesehatan yang sama seperti yang dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di kota.

Kebanyakan penduduk Indonesia menginginkan untuk tinggal di kota, sementara kebudayaan local (local culture) yang merupakan salah satu cirri keberagaman Indonesia ini, asal dan letaknya adalah di desa. Hingga pada akhirnya, desa yang ditinggalkan tersebut akan perlahan hancur karena tidak dibangun dan dilestarikan oleh penduduknya. Hal yang penting untuk diingat, terkhusus mahasiswa/I Biologi yang sedang mengenyam pendidikan sekarang adalah bagaimana caranya agar kita bisa melestarikan budaya local daerah kita? Apakah pengetahuan Biologi yang sudah kita terima dapat berkontibusi secara nyata untuk mempertahankan keberagaman di Indonesia?

Kuliah umum ini dilanjutkan dengan sesi diskusi yang diwarnai dengan beragam pertanyaan dari peserta, mulai dari cara sederhana yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk mengembangkan pendidikan di desanya, cara memutuskan untuk tinggal dan membangun desa atau pindah dan bekerja di kota, keterbatasanan akses di daerah yang juga dikarenakan oleh budayanya, serta pertanyan-pertanyaan menarik lain yang dibahas di perkuliahan umum ini.

Menjawab pertanyaan dari peserta tersebut, Beliau menyimpulkan bahwa masalah epistemologi yang sering terjadi adalah kecenderungan Biologi yang dipelajari hanya berbasis produk pengetahuan. Belajar dan mengetaui hal-hal tentang filosofi yang terjadi juga menjadi poin utama untuk bagaimana mengembangkan Biologi dari sejarah dan perkembangannya. Pendidikan Sains (termasuk pendidikan Biologi) juga berkaitan dengan bagaimana menjadi warga negara yang berpendidikan. Maka, mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bentuk cara pikir dan adaptasi yang baik adalah salah satu langkah menempuh peningkatan kualitas pendidikan kita. Hingga pada akhirnya, melalui pengetahuan yang kita miliki, kita dapat mengembangkan cara cara pikir, cara kerja dan cara menilai kita.

Di akhir acara, moderator menutup dengan menyampaikan bahwa kita harus memandang bahwa Pendidikan Biologi dan Antropologi memiliki hal baik yang perlu dipelajari dan dipahami bersama, baik dari dimensi pengetahuan maupun social. Sehingga apapun yang kita pelajari dapat bermanfaat baik dan nyata bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Perkuliahan umum ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam, mulai pukul 08.00 WIB-11.05 WIB.